Kalau Superkids Kelebihan Berat Badan

 

Muhammad Fadli lahir dengan berat badan di atas rata-rata, 4 kilogram. Sejak bayi dia sudah kelihatan lebih berisi dibanding anak sebaya. Sampai kini usianya 12 tahun, tak terhitung berapa ratus orang menggemasinya, dan berapa puluh teman meledeknya ‘gendut’. Selera makan Fadli memang besar. Tapi rasa percaya dirinya kecil.

 

Anak kelebihan berat badan seperti dia menghadapi beberapa ancaman kesehatan, Supermom.  Antara lain kolesterol dan darah tinggi (ya, bahkan anak-anak pun bisa terkena). Nggak cuma itu, mereka juga lebih berisiko terserang ashma, kerusakan liver dan susah tidur. Jadi, apa yang musti dilakukan kalau si kecil tersayang berbobot lebih berat dari seharusnya? Langkah pertama adalah berbicara dari hati ke hati dengan dia tentang ini. Tapi, bagaimana cara ngobrol yang nyaman dan membuat dia mau melakukan perubahan?

 

Sebelum mulai, perhatikan Dos and Don’ts dalam berdiskusi masalah berat badan ini.

Do …

Sering-sering ngomongin tentang kebiasaan sehat

Jelaskan bahwa pilihan sehat akan bikin kita lebih kuat dan pintar

Jadikan kebiasaan sehat sebagai bagian kehidupan seluruh keluarga – bukan cuma dia

Ngobrol dengan dokter anak tentang bahaya kegemukan

Fokus terhadap perasaan anak, bukan luarnya

Don’t …

Bicara soal “berat”

Memberi label “buruk” pada makan tertentu (perhatikan saja porsinya)

Bikin aturan kesehatan hanya untuk satu anak – libatkan seisi rumah

Beri hadiah tiap penurunan bobot (ganti saja dengan pujian tulus dan dukungan)

Menggunakan makanan sebagai hadiah

 

Nggak semua anak mau diajak bicara terbuka tentang masalah ‘berat badan’. Superparents lebih dianjurkan mengganti temanya menjadi ‘kebiasaan sehat berolahraga dan makan’. Hmm, iya sih, ini nggak bisa cuma dilakukan satu kali atau satu hari. Melainkan terus menerus berkelanjutan saat makan malam, belanja kebutuhan bulanan, di restauran, sehabis senam, dan sebagainya. Anak-anak mungkin nggak terlalu peduli kalau berat badannya berbahaya untuk kesehatan. Maka kita musti rajin-rajin mengingatkan.

 

Sarah Krieger, jurubicara American Dietetic Association, menekankan bahwa ini bukan hanya tentang mengurangi berat badan. Melainkan membiasakan penerapan gaya hidup sehat. Bahkan kalau suatu hari si kecil mengadu tentang teman-teman di sekolah yang usil mengejek badannya, kita nggak usah mikirin bagaimana cara biar dia bisa lebih kurus. Fokuskan tentang bagaimana membuat badannya sesehat mungkin.

 

Perlu diingat juga, terkadang anak overweight nggak harus mengurangi beratnya. Mereka hanya perlu tumbuh sesuai ‘porsinya’. Disarankan meminta pendapat anak, apa yang ingin mereka lakukan untuk bisa lebih sehat. Biarkan mereka memilih buah dan sayuran di supermarket, dan bantu merencanakan bekal sekolahnya. Biarkan juga anak memutuskan olahraga apa yang mereka inginkan. Kalau didikte dan disuruh-suruh, anak bisa melakukannya setengah hati karena merasa itu bukan kemauannya sendiri.

 

 

HAFIDA INDRAWATI

FOTO: THINKSTOCK PHOTOS

Share to :


Leave A Comment