Adik Baru Tidak Lucu

 

Marlyn punya adik baru, Melisa. Semua orang -ayah, ibu, paman, bibi, kakek, nenek- senang sama dia, kecuali Marlyn. Bukan, ini bukan karena Marlyn cemburu Melisa dibanjiri perhatian. Marlyn tahu ayah-ibu sayang padanya. Dia hanya kecewa karena tidak ingin punya adik perempuan. Dia ingin adik laki-laki.

 

Marlyn membayangkan, adik laki-laki bisa diajak main balap mobil, perang-perangan, tembak-tembakan, atau manjat pohon. Adik perempuan? Ugh, dia sih cuma bisa main boneka, masak-masakan, salon-salonan, atau bikin kalung dari kancing baju.

 

Tapi, suatu hari saat Melisa sudah cukup besar, ia ikut mainan balap mobil bareng Marlyn. Boneka-bonekanya dinaikkan ke mobil Marlyn dan mereka bersorak melihat siapa yang bisa ‘mengendarai’ paling cepat. Di hari lain, Melisa juga heboh bermain perang-perangan, meski tanpa pistol-pistolan. Ia memakai plestisin berbentuk kue-kue yang baru saja ia buat, sebagai senjata.

 

Melisa belum bisa memanjat pohon. Tapi dia bisa tepuk tangan girang waktu Marlyn memanjat sampai ke puncak. Dan Marlyn ternyata suka mendorong Melisa bermain ayunan dan membuatnya tertawa-tawa. Mereka juga beberapa kali main dokter-dokteran dengan boneka Melisa. Suatu malam, ayah-ibu mengizinkan Marlyn dan Melisa menginap dalam kemah di halaman.

 

Marlyn tidak sedih lagi punya adik perempuan seperti Melisa. Adik perempuan ternyata juga bisa jadi teman bermain yang seru untuk kakak laki-laki.

 

 

HAFIDA INDRAWATI

ILUSTRASI: PHOTOS

Share to :


Leave A Comment