Albert Einstein (1879-1955), Ilmuwan Terbesar Sepanjang Masa

Nggak lengkap membahas sains tanpa menyebut nama Albert Einstein. Si jenius fisika ini dianggap sebagai pembuka tabir rahasia alam semesta lewat penemuan-penemuannya yang luar biasa. Einstein merupakan inspirator bagi para ilmuwan muda di seluruh dunia. Ia dikenal dengan Teori Relativitas serta rumus persamaan massa dan energi (E=mc2), yang bakal Superkids pelajari mendalam di bangku SMP.

 

Einstein lahir 14 Maret 1879 di Ulm, Wurttemberg, kota tua yang subur di tepi Sungai Donau, Jerman. Ia anak pertama pasangan Hermann Einstein dan Pauline Koch. Kalau Superkids mengira Einstein udah terlihat jenius sejak kecil, salah besar. Einstein justru sakit-sakitan, telat ngomong, dan gampang tantrum. Begitu ngamuk, dia bakal ngelempar apa aja barang-barang yang ada di sekitarnya.

 

Sampai usia tiga tahun, Einstein belum bisa bicara. Kalimat pertama yang terucap dari mulutnya adalah, “Supnya terlalu panas.” Saat anak lain asyik main perang-perangan, Einstein justru senang melamun di rumah. Permainan yang dia sukai adalah susun balok. Einstein cilik bisa menyusun balok sampai 14 tingkat. Ayah-ibunya jelas khawatir lihat perkembangan Einstein yang nggak normal. Tapi saat diperiksain ke rumah sakit, dokter bilang Einstein sehat (belakangan diketahui, ia mengidap sindrom Asperger).

 

Minat Einsten pada sains tumbuh sejak kecil. Apalagi, saat usia lima tahun, ayahnya sempat   nunjukin kompas saku yang sederhana. Einstein sangat tertarik melihat benda itu. Dia heran, kenapa sih jarum kompas selalu menunjuk ke arah yang sama? “Pasti ada kekuatan di dalam ruang kosong pada kompas,” pikir Einstein kecil.

 

Tentang pendidikan, Einstein pun bukan juara kelas. Ia justru bermasalah dengan sekolah karena sering bolos pada jam-jam pelajaran yang nggak dia sukai (bahasa, sastra, dan menggambar). Dia juga berani menolak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Einstein hanya mau mengerjakan apa yang dia suka, yaitu segala yang berhubungan dengan sains dan musik.

 

Akibatnya, Einstein nggak lulus. Pihak sekolah hanya mau ngeluarin surat keterangan kalau Einstein pernah belajar di sana. Tanpa ijazah, Einstein sempat kesulitan masuk SMA. Saat jadi murid SMA pun, dia akhirnya juga nggak berhasil lulus. Tapi Einstein nekat mendaftar ke perguruan tinggi. Kalau ditanya ijazah, Einstein menantang pihak universitas untuk menguji kemampuannya dalam bidang fisika dan matematika. Ia kemudian diterima di Eidgenossische Technische Hochschule (Institut Teknologi Konfederasi) di Zurich, Swiss.

 

1905 merupakan tahun penuh prestasi untuk Einstein. Maret, ia membuat catatan tentang aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi. Ini merupakan pengantar hipotesa kuantum cahaya berdasarkan statistik Boltzmann. Penjelasan efek fotolistrik pada penelitian ini membuat Einstein menerima penghargaan bergengsi Nobel bidang ilmu fisika pada 1922. April, dia meraih gelar PhD dengan disertasi tentang penentuan baru ukuran-ukuran molekul. Juni, penelitiannya tentang teori relativitas khusus dimuat jurnal fisika dunia paling prestisius Annalen der Physik, berjudul “Zur Elektrodynamik Bewegter Kurper” (Elektrodinamika Benda Bergerak). Einstein lalu diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich.

 

Einstein bersama istri dan anak-anaknya pindah ke Amerika Serikat pada 1933, karena khawatir kegiatan ilmiahnya sebagai pengajar maupun peneliti, terganggu. Ia tercatat sebagai guru besar Institute for Advanced Study di Princeton University, New Jersey. Einstein meninggal di kota  Princeton dalam usia 76 tahun, 18 April 1955.

 

Tujuh jam setelah dinyatakan meninggal, otak Einstein dicuri patologis Thomas Harvey yang mengatopsinya. Ia menolak mengembalikan otak Einstein dengan alasan untuk digunakan dalam kegiatan riset ilmu pengetahuan. Otak Einstein baru dikembalikan pada 1978, tersimpan di botol batu yang diisi cairan jus apel (cider) sebagai pengawet.

 

HAFIDA INDRAWATI

ILUSTRASI: SENJA TIAR

Share to :


Leave A Comment