Ayam Jantan Cerdik dan Rubah yang Licik

Tukang bohong akan sangat gampang ditakut-takuti.

Suatu sore menjelang senja, seekor ayam jantan terbang ke dahan untuk bertengger. Dia mengepakkan sayap tiga kali dan berkokok satu kali. Lalu menyelipkan kepala di bawah sayapnya, siap beristirahat memulihkan tenaga untuk kembali beraktivitas besok pagi. Tapi ada sesuatu di bawah sana yang menarik perhatiannya. Sepasang mata menyala, hidung panjang dan bulu berwarna merah yang bergerak-gerak mengawasinya sejak tadi. “Oh, tidak. Itu rubah. Dia siap memangsaku,” batin ayam jantan ketakutan.

Nggak disangka-sangka, rubah itu menyapanya dengan hangat. Nada suaranya sangat bersahabat, sama sekali tidak terdengar seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya. “Hei, sudah dengar berita bagus belum?” tanya rubah. Ayam jantan sebetulnya merasa sangat gugup dengan percakapan ini. Tapi dia berusaha tampak tenang. “Kabar apa?” ayam jantan balik bertanya.

“Keluarga ayam, keluarga rubah dan keluarga-keluarga hewan lain sepakat untuk melupakan perbedaan di antara kita. Mulai sekarang sampai selamanya, kita semua hidup dalam perdamaian,” jawab rubah penuh semangat. Ayam jantan tidak tahu harus berkomentar apa. Dia  tentu meragukan omongan seekor rubah yang kelaparan. “Ayo dong, coba pikirkan berita bahagia ini. Aku sudah nggak sabar ingin memeluk kamu, sahabatku. Turunlah dan mari kita rayakan ini dengan gembira,” rayu rubah dengan senyum liciknya.

Ayam jantan punya ide. “Bagus sekali. Aku sangat senang mendengar kabar ini,” ujarnya antusias, sambil menjinjitkan kaki dan menaikkan kepalanya tinggi-tinggi, seperti sedang melihat sesuatu di kejauhan. Rubah mengamati gerakan ayam jantan dengan curiga. “Apa yang kau lihat?” tanya rubah cemas. “Ada segerombolan anjing pemburu berjalan mendekat. Wah, mereka pasti sudah dengar tentang kabar baik ini ya. Dan…” Belum selesai ayam jantan berbicara, rubah sudah mulai berlari menjauh.

“Eh, tunggu!” ayam jantan berteriak menahan. “Kenapa kamu pergi? Anjing pemburu sekarang kan teman-temanmu juga!” Gengsi, rubah berusaha menutupi ketakutannya dengan kebohongan baru. “Iya, benar. Tapi mereka mungkin saja nggak pernah dengar berita itu,” alasan rubah. “Lagian aku ada tugas sangat penting yang hampir saja lupa aku kerjakan,” lanjutnya pura-pura menyesal. Ayam jantan pun berhasil lolos dari tipu daya rubah yang licik.

 

DICERITAKAN KEMBALI OLEH HAFIDA INDRAWATI

ILUSTRASI: DEDE MARIANA 

 

Share to :


Leave A Comment