La Upe Dan Raja Ikan

La Upe adalah seorang anak laki-laki yatim yang tinggal di daerah Selawesi Selatan. Berkat kesabarannya dalam menghadapi segala cobaan dan siksaan, dia mendapat pertolongan dari Tuhan. Siksaan apa yang dialami La Upe, dan pertolongan apa yang diberikan kepadanya?  

Di sebuah kampung di daerah Sulawesi Selatan ada seorang anak yatim bernama La Upe. Ia tinggal bersama ayahnya. Ibunya meninggal sejak ia masih kecil. Ketika berumur sepuluh tahun ayahnya menikah lagi dengan seorang janda dari kampung lain, I Ruga.

Ayahnya berharap La Upe mempunyai ibu yang dapat merawat dan menyayanginya. Namun, harapannya berbeda dari kenyataan. Setiap hari I Ruga menyiksa dan memukul La Upe, ketika ia pergi ke sawah.

Pada suatu hari, La Upe disuruh oleh ibu tirinya ke sungai untuk memancing ikan. Setelah mempersiapkan, berangkatlah ke sungai. Sudah hampir setengah hari memancing, tak seekor ikan pun yang menyentuh umpannya. Hatinya mulai cemas. “Aduh, aku pasti mendapat pukulan lagi kalau tidak mendapat ikan hari ini,” keluh La Upe.

Akhirnya Upe memutuskan untuk berhenti memancing. Ketika akan mengangkat kailnya, tiba-tiba seekor ikan besar menyambar umpannya. Dia menarik kailnya perlahan-lahan ke tepi sungai. Tampaklah seekor ikan besar yang terkait di ujung kailnya. Betapa terkejutnya La Upe ketika akan memasukkan ikan itu ke dalam wadahnya, ikan itu tiba-tiba berbicara layaknya manusia.

“Ampun, tuan! Tolong jangan bunuh saya! Saya ini adalah raja ikan. Jika tuan sudi melepaskan saya, apa pun permintaan tuan akan saya kabulkan. Dengan menyebut `ilmunya raja ikan`, maka permintaan tuan akan terkabulkan,” kata ikan itu.

La Upe melepaskan kembali ikan itu ke sungai. Dia pulang tanpa membawa hasil. “Maaf, bu! Tadi saya mendapatkan seekor ikan besar, tapi saya melepasnya kembali ke sungai,” jawab La Upe.

I Ruga menjadi murka. Ketika ibu tirinya hendak memukulnya, La Upe tiba-tiba teringat pada pesan ikan besar tadi. Ia pun segera membaca mantra sakti yang diberikan kepadanya. “Tolong lekatkan ibuku di pintu, berkat ilmunya raja ikan!”

I Ruga pun terlekat pada pintu. Dia berteriak meminta tolong agar La Upe melepaskan tubuhnya dari pintu itu. La Upe menolaknya, justru pergi meninggalkan dan membiarkannya. Tak berapa lama, ayahnya pulang. Betapa terkejutnya dia ketika akan membuka pintu rumahnya. Pintu itu sangat berat. Ayah La Upe mendorong pintu itu dengan sekuat tenaga. Saat pintu terbuka, tampaklah istrinya sedang terlekat.

I Ruga menceritakan semua peristiwa yang menyebabkannya terlekat di pintu itu. Sang ayah segera mencari La Upe, minta agar kembali ke rumah dan memaafkan ibu tirinya. La Upe  menuruti permintaan ayahnya, dan melepaskan ibu tirinya dengan membaca mantra saktinya. I Ruga terlepas dari pintu dan meminta maaf kepada suaminya dan La Upe.

La Upe tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah dan tampan. Suatu hari, dia melihat putri raja yang cantik sedang bersantai di jendela istana. Merasa ada yang memperhatikan, putri raja menoleh ke arah La Upe.

Lalu, secara diam-diam mereka bertemu tanpa sepengetahuan raja dan permaisuri. Mereka saling mengungkap perasaan masing-masing. Akhirnya, mereka sepakat untuk menikah. Dan La Upe bersama kedua orang tuanya datang melamar putri. Lamaran mereka ditolak oleh raja dan permaisuri, karena menganggap tidak sederajat.

Setibanya di rumah, La Upe mencari cara agar dapat menikahi putri. Setelah berpikir keras, dia menemukan sebuah cara. Sebelum melaksanakan niat itu, Upe memberitahu putri bahwa apa yang dilakukan itu hanyalah sebuah siasat.

La Upe menyusup ke dalam kamar putri. Dengan mantra saktinya, ia melekatkan putri pada pintu kamar. Beberapa saat kemudian, seluruh penghuni istana menjadi gempar, termasuk raja dan permaisuri.

Raja mengerahkan seluruh tabib istana untuk menolong putri. Hingga pagi menjelang tak seorang pun yang berhasil. Raja memutuskan mengadakan sayembara. Satu persatu peserta sayembara mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk melepaskan putri. Tak seorang pun berhasil. Kini tinggal satu peserta, dia adalah La Upe.

Dia berjalan masuk ke dalam istana dan menghampiri putri yang sedang melekat di pintu. Upe membaca mantra saktinya. Sungguh ajaib, putri terlepas dari lekatan pintu sambil tersenyum bahagia. Seluruh hadirin terperangah menyaksikan peristiwa itu. Raja dan permisuri sangat kagum melihat kehebatan La Upe. Mereka pun dinikahkan. La Upe dan putri hidup berbahagia.

 

DICERITAKAN KEMBALI OLEH: NURUL L. IRFAN

ILUSTRASI: CAECILIA SANDY

Share to :


Leave A Comment