Naik Mobil Polisi

 

Popo masih asyik berputar-putar di halaman dengan sepeda biru barunya, waktu mama muncul membawa payung. “Gula habis. Mama mau beli sebentar. Kamu ikut atau tetap main di sini?” tanya Mama, yang memakai payung untuk berlindung dari sengatan matahari. Ya tentu saja Popo pilih sepedaan. “Jangan kemana-mana, Mama tidak akan lama,” pesan mama sambil bergegas membuka pagar.

 

Popo melanjutkan bermain sepeda. Ia mengelilingi pohon mangga enam kali, memutari seluruh halaman tiga kali, dan berjalan di atas batu-batu taman sebanyak dua kali. Perutnya mulai terasa lapar tapi mama belum juga kembali. Popo memutuskan akan mencari mama. Ia tahu toko kelontong tempat mama biasanya membeli gula.

 

Tapi -oh!- mengendarai sepeda roda tiga di jalan raya ternyata sangat mendebarkan. Popo mengayuh pelan-pelan, saat sebuah mobil truk sampah melaju kencang di sampingnya. “Hati-hati, panda kecil!” teriak sopir truk. Di belokan, ia bertemu mobil pengaduk semen yang membuat jalan serasa bergetar saat dilewati. Duh, Popo takut sekali. Ia ingin pulang tapi takut berbalik arah. Sementara toko kelontong langganan mama masih kurang dua blok lagi.

 

Di rumah, mama terkejut tidak melihat Popo. Ia mendatangi rumah-rumah tetangga mencari putranya yang masih enam tahun itu. Tapi tak ada yang tahu di mana Popo. Mama mencari ke taman, tidak ada. Ke toko permen, tidak ada. Mama semakin khawatir menyusuri jalan mencari Popo.

 

Tiba-tiba sebuah mobil polisi berhenti di sampingnya. Seorang polisi bertubuh tegap keluar. Ia membuka pintu belakang dan ya ampun, lihat siapa yang meloncat turun dengan gembira. Popo! “Saya menemukannya berkeliaran sendirian dengan sepeda di jalan raya. Itu sangat berbahaya. Saya bermaksud mengantarnya pulang, lalu di tengah jalan dia berseru, ‘Itu mamaku!’,” cerita Pak Polisi.

 

Mama meminta maaf dan berjanji akan lebih memperhatikan Popo. Polisi menurunkan sepeda Popo dari bagasi mobilnya, sebelum berpamitan lalu melaju dengan suara sirene terdengar keras. Mama bersyukur Popo tak hilang. Popo lebih bersyukur sebab ia akhirnya bisa merasakan duduk di dalam mobil polisi bersirene, yang biasa ia lihat tiap berangkat sekolah. Menyenangkan sekali!

 

 

HAFIDA INDRAWATI

ILUSTRASI: PHOTOS

Share to :


Leave A Comment