Putri Malam dan Lelaki Bernama Penyumpit

Dongeng ini bukan tentang pernikahan impian. Melainkan ketulusan membantu tanpa mengharap balasan.

Dahulu ada seorang pemuda baik hati yang tinggal di Kepulauan Bangka Belitung. Namanya Penyumpit. Entah itu nama asli atau sekadar julukan, tapi begitulah dia biasa disapa sehari-hari. Desanya dipimpin seorang juragan padi bernama Raje. Dialah pemilik berhektare-hektare sawah yang terbentang di sana. Saat mendekati masa panen, Raje kebingungan. Sawahnya dirusak segerombolan babi hutan. Maka ia pun memanggil Penyumpit. “Ayahmu pernah berhutang padaku dan belum melunasinya sampai dia meninggal. Kamu bisa menebus hutang itu dengan bekerja menjaga sawahku dari serbuan babi-babi,” kata Raje. Penyumpit menyanggupi.

Ia berjaga siang dan malam untuk memastikan sawah Raje aman dari gangguan babi hutan. Apalagi Raje membuat peraturan tambahan. Kalau sawahnya rusak, penyumpit akan dikenai denda sebagai biaya ganti rugi atas bulir-bulir padi yang tak bisa dipanen. Itu jelas kesepakatan yang tidak adil untuk Penyumpit. Toh begitu, Penyumpit menyanggupinya dengan lapang dada.

Pada malam ketujuh, seekor babi berhasil mengendap masuk ke sawah Raje. Penyumpit menombak babi hutan itu tepat di kakinya. Melihat babi berusaha lari menyelamatkan diri, Penyumpit mengejar untuk mengetahui di mana sarang si babi penganggu ini. Ternyata babi perusak padi yang berhasil ia tombak bukan babi sungguhan. Melainkan jelmaan seorang wanita bernama Putri Malam. Meskibegitu, Penyumpit tidak menyimpan dendam. Ia justru berniat menolong Putri Malam. Penyumpit menarik tombak yang menancap di kaki Putri Malam, lalu mengobati lukanya secara tradisional menggunakan tumbukan daun keremunting untuk menyumbat darah.

Paginya, Putri Malam bisa berjalan kembali. Ia sangat berterima kasih karena Penyumpit sudah membantu, tanpa sedikit pun menyinggung tentang jelmaan babi dan sawah yang dimasuki semalam. Saat Penyumpit berpamitan, ibu Putri Malam menyerahkan bungkusan berisi kunyit, buah nyatoh, daun simpur, dan buah jering sebagai hadiah. Dia berpesan agar Penyumpit tidak membuka bungkusan itu sampai ia tiba di rumahnya nanti. Penyumpit berjanji akan menyanggupi.

Ia benar-benar baru membuka pemberian Putri Malam saat tiba di rumah. Penyumpit kaget bukan main. Rempah-rempah yang tadi berada di dalam bungkusan itu kini berubah menjadi permata, emas dan berlian yang berkilauan. Dia kaya mendadak! Hal pertama yang ia lakukan dengan hartanya adalah melunasi sisa hutang mendiang sang ayah pada Raje.

Kabar tentang aneka perhiasan dari Putri Malam itu juga sampai ke telinga Raje. Ia tentu mengharapkan keberuntungan serupa. Maka Raje pun berusaha melakukan persis seperti yang dilakukan Penyumpit. Ia menombak babi hutan yang masuk ke sawahnya, lalu membuntuti dan mendapati babi itu adalah babi yang sama, yaitu jelmaan Putri Malam. Raje membantu melepas tombak dari kaki Putri Malam. Kelelahan, ia jatuh tertidur dan terbangun beberapa saat kemudian oleh suara berisik. Raje melihat sekelompok babi hutan asli berlari ke arahnya dan menyerang ia habis-habisan. Raje tidak sanggup melawan. Tubuhnya babak belur tak tertolong.

Putri sulungnya menyampaikan kabar buruk ini pada Penyumpit. Meski Raje pernah berbuat jahat padanya, Penyumpit tidak menaruh dendam. Ia mendatangi Raje dan membacakan semua mantra yang ia tahu untuk menghidupkan kembali jasad Raje. Usahanya berhasil. Doanya terkabul.

Raje perlahan membuka mata, terbangun dengan badan kembali sehat seperti semula. Sebagai balasan, Raje menikahkan Penyumpit dengan putri bungsu kesayangannya. Raje juga meminta Penyumpit kelak meneruskan tugasnya sebagai kepala desa, menggantikan dirinya yang semakin menua.

 

 

DICERITAKAN KEMBALI OLEH HAFIDA INDRAWATI

ILUSTRASI: SUPERKIDS INDONESIA

Share to :


Leave A Comment