Oma Terlalu Manjain Cucu, Deh..

 

Bicara jujur itu baik. Tapi, terlalu blak-blakan menghadapi mereka yang sudah sepuh bisa bikin runyam juga, Supermom. Orang-orang lanjut usia paling sensitif kalau kita mengomentari tentang hubungan mereka dengan cucu tercinta. Fran Walfish PsyD, penulis buku “The Self-Aware Parent”, membeberkan apa-apa saja ucapan yang berpotensi menyakiti hati para opa dan oma. Jadi, jangan diucapkan di luar hati, ya.

 

“Semoga anak Oma menghargai apa yang sudah Oma lakukan untuk anak mereka.”

Meski ini mungkin sekadar basa-basi, maknanya bisa sangat dalam dan tajam. Kesannya nih, mereka dipilih ketimbang babysitter profesional untuk menjaga cucu-cucu saat orangtuanya bekerja, ya karena cuma mereka yang ada, mau dan -kemungkinan besar- gratis.

 

“Duh, cucu Oma liar banget!”

Mereka (dan anak mereka) seolah-olah nggak berhasil mendidik si kecil. Ini bisa juga berarti sindir-sindiran; siapa yang komentar pasti bisa mengatasinya lebih baik. Opa dan Oma akan merasa dinilai nggak becus merawat cucu. Tugas mereka seolah hanya mengawasi dan menjaga agar si kecil nggak nangis, bukan mengajarkan bagaimana berperilaku baik.

 

“Nikmati waktu bersama cucu sekarang. Kan mereka nggak akan bersama Oma lagi saat remaja.”

Menurut hasil survei, umur manusia memang makin pendek; sedikit sekali yang bertahan di atas 100 tahun. Tapi, hei, siapa lebih tahu tentang itu selain Dia yang menciptakan? Kalimat di atas bisa mengganggu kebahagiaan opa dan oma bersama cucu kesayangan. Kalau maksudnya mau mengingatkan tentang bersyukur, cari cara lain aja deh.

 

“Kalau mau nyambung sama cucu, belajar Facebook-an, dong.”

Berteman dengan anak-anak di Facebook adalah cara paling umum masa kini untuk melihat bagaimana ia berhubungan dengan dunia, tapi bukan berarti sikap mereka yang asli. Opa-oma mungkin kolot karena tak tersentuh teknologi. Tapi mereka jelas berpengalaman bagaimana mengenali karakter si kecil tanpa Facebook.

 

“Pernah melakukan sesuatu untuk diri Oma sendiri, atau seluruh hidup Oma kini terfokus untuk cucu saja?”

Kalau diterjemahkan bebas, ini kalimat halus untuk, “Get a life, Granny.” Hargai saja pilihan opa dan oma untuk memprioritaskan cucu tercinta. Berkebun atau nonton pertandingan sepak bola cucu? Kita sudah tahu apa pilihan mereka.

 

“Oma terlalu manjain cucu, deh!”

Tugas opa-oma adalah membuat aturan-aturan berjalan lebih, santai saat orangtua sedang tidak ada. Mereka boleh saja memanjakan selama itu masih bisa dikompromikan.

 

 

FOTO: THINKSTOCKS

Share to :


Leave A Comment